Pakar: Cuaca panas berpotensi hambat pemberian layanan kesehatan

Cuaca panas yang sedang melanda Indonesia belakangan ini dapat berpotensi menghambat pemberian layanan kesehatan bagi masyarakat. Pakar kesehatan mengingatkan bahwa cuaca panas dapat menyebabkan dehidrasi, heatstroke, dan berbagai masalah kesehatan lainnya yang dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat.

Menurut Dr. Ahmad, seorang pakar kesehatan dari Universitas Indonesia, cuaca panas yang ekstrem dapat menyebabkan peningkatan kasus penyakit seperti diare, demam, dan infeksi saluran pernapasan. Hal ini dapat membebani sistem pelayanan kesehatan yang sudah terbatas di beberapa daerah.

Selain itu, cuaca panas juga dapat menyebabkan peningkatan jumlah pasien yang datang ke rumah sakit dengan gejala-gejala terkait panas, seperti pusing, mual, dan kelelahan. Hal ini dapat membuat pelayanan kesehatan menjadi lebih lambat dan kurang efektif dalam menangani pasien.

Untuk itu, pakar kesehatan mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan saat cuaca panas dengan cara mengonsumsi air putih yang cukup, menghindari berjemur terlalu lama di bawah sinar matahari, dan menggunakan perlindungan seperti topi dan kacamata hitam. Selain itu, masyarakat juga diingatkan untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi agar tetap kuat dalam menghadapi cuaca panas.

Pemerintah juga diharapkan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak cuaca panas terhadap kesehatan masyarakat dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan saat cuaca panas. Dengan demikian, diharapkan pemberian layanan kesehatan dapat tetap optimal meskipun cuaca sedang panas.

You may also like